ASUS Zenfone 3 Max: Daya Tahan Seharian
ASUS Zenfone 3 Max punya segudang fitur menarik dan mumpuni, simak ulasan dibawah yuk.
Smartphone dengan kapasitas baterai besar mutlak dibutuhkan, setidaknya untuk saat ini. Aplikasi yang kian butuh “tenaga ekstra” serta smartphone yang makin manja dengan jaringan mengharuskan smartphone membawa baterai dengan kapasitas besar dengan sistem yang lebih efisien.
Pada pertengahan tahun 2015, ASUS pernah mengenalkan Zenfone Max, smartphone dengan kapasitas baterai raksasa, 5000mAh. Tidak banyak memang smartphone yang hadir dengan baterai sedemikian besar, alasannya lebih kepada investasi terhadap desain. Ya, baterai kapasitas besar pasti memiliki ukuran yang lebih tebal atau besar. Bobotnya pun lebih berat dibanding baterai dengan kapasitas lebih kecil.
Memasukkan baterai berukuran besar dan berat ke dalam smartphone, yang notebene harus nyaman saat dimasukkan ke saku celana, merupakan pekerjaan rumah tersendiri. Namun ASUS berhasil melewati tantangan ini dengan menghadirkan desain cantik di Zenfone Max. Beratnya memang agak lebih dibanding smartphone dengan kapasitas baterai yang lebih kecil. Tapi, tetap masih nyaman saat digenggam maupun disimpan dalam saku.
Ingin mengulang kesuksesan Zenfone Max, ASUS mengevolusi Zenfone Max ke dalam keluarga Zenfone 3 yang baru saja dikenalkan di Indonesia. Selain Zenfone 3, Zenfone 3 Deluxe, Zenfone 3 Ultra, kita juga akan menemukan Zenfone 3 Max.
Zenfone 3 Max hadir sebagai perangkat yang benar-benar baru jika dilihat dari sisi desain dan spesifikasi. Jujur, saat pertama kali dilihat, perangkat ini hampir sulit dikenai sebagai merek ASUS. Ia mewarisi perubahan drastis yang terjadi pada saudara dekatnya di jajaran Zenfone 3 terutama dari sisi desain.
Lebih Cantik dengan Unibody
JIka ingat, Zenfone Max generasi pertama memiliki casing/penutup belakang yang bisa dilepas untuk kebutuhan melepas pasang kartu SIM dan kartu memori. Penutup itu kini sudah menghilang, diganti dengan desain badan tunggal (unibody) yang membuat Zenfone 3 Max seakan dibuat hanya dengan menggunakan satu material.
Dari mulai sisi pinggir sampai tengah, badan perangkat ditutup dengan material metal yang membuatnya tampil elegan. Kecuali bagian atas bawah yang masih memakai bahan plastik campuran namun dengan kesan metal senada.
Sekarang, untuk memasukkan kartu SIM dan kartu memori pengguna mesti berbekal besi penusuk seperti klip kertas atau sejenisnya. Itu untuk membuka slot kartu yang muat dipasangi 1 kartu SIM mikro dan 1 kartu SIM nano. Ya, Zenfone 3 Max mendukung 2 kartu SIM. Keduanya bisa dipakai di jaringan 3G dan 4G. Tapi, kalau mau menyematkan kartu memori micro SD maka kartu SIM ke-2 harus dikorbankan (tidak dipakai) karena mereka menempati slot yang sama.
ASUS menyederhanakan desain Zenfone 3 Max dengan meniadakan tombol navigasi fisik yang semula ada di Zenfone Max generasi awal atau Zenfone 2 lain. Navigasi dilakukan lewat tombol virtual milik Android. Tombol power dan volume tetap berada di samping. Sementara bagian belakang bercokol kamera dan sensor sidik jari yang bisa dipakai untuk membuka mengamankan akses ke perangkat atau mengaktifkan kamera.
Tak ada lagi desain lingkaran konsentris khas ASUS di bagian depan. Sebagai gantinya, kita hanya akan menemukan logo ASUS yang dilapisi kaca 2.5D. Kamera, sensor proksimiti dan speaker berurutan ditempatkan di bagian atas. Semua ini dikemas dalam perangkat dengan berat tak lebih dari 148 gram dan ketebalan 8,5 milimeter.
Ringkas Tapi Lebih Besar
Ringan dan tipis bukan satu-satunya kehebatan yang ada di perangkat anyar ini. ASUS selalu memikirkan perbandingan antara kenyamanan dengan kekompakan. Salah satunya dengan tetap menjaga rasio perbandingan antara besar layar dan ukuran badan perangkat agar tetap nyaman dilihat namun tidak menambah besar ukuran perangkat.
Hal ini sangat mungkin dicapai dengan rasio layar terhadap badan perangkat (screen to body ratio) yang mencapai 75% Artinya, layar 5,2” milik Zenfone 3 Max menempati sekitar 75% area dari keseluruhan badan perangkat. Sekadar informasi, makin besar nilai rasio, maka layar akan semakin luas tapi badan perangkat tidak bertambah besar. Nilai maksimal adalah rasio 100%, yang artinya seluruh permukaan smartphone tertutup layar, tanpa ada bingkai (bezel) lagi.
Bicara soal bingkai, Zenfone 3 Max memiliki bingkai yang tipis, hanya 2,25 milimeter diukur dari sisi terluar layar bagian kanan dan kiri sampai sisi casing. Ketebalan bingkai ini juga sangat dipengaruhi oleh rasio layar terhadap badan perangkat tadi.
Tenaga Maksimal Sepanjang Hari
Salah satu fitur yang dicari di keluarga Zenfone Max adalah tenaga alias kapasitas baterai. Zenfone 3 Max hadir dengan kapasitas baterai 4100mAh, dengan kapasitas ini Zenfone 3 Max diklaim memiliki waktu siaga sampai 720 jam, waktu bicara sampai 20 jam, waktu memutar video (kualitas HD) sampai 15 jam, dan waktu selancar web (via WIFI) sampai 18 jam.
Mengapa bisa selama itu sementara kapasitas baterainya tidak sebesar Zenfone Max generasi awal? Sepertinya ada 2 alasan utama ASUS merilis data di atas. Pertama, penggunaan layar yang berukuran lebih kecil dan pilihan prosesor yang nampaknya lebih hemat daya.
Zenfone 3 Max punya bentang layar seluas 5,2 inci. Jika dibanding dengan Zenfone Max generasi awal (5,5 inci) nilai ini menjadi lebih seimbang, karena layar lebih kecil berarti konsumsi daya yang lebih hemat. Meskipun lebih kecil, jangan kuatir dengan kualitasnya, sebab Zenfone 3 Max sudah mengadopsi resolusi HD dengan kecerahan 400nits di layar IPS-nya.
Prosesor Mediatek quad core juga punya andil besar dalam menghemat energi. Buktinya, saat kekuatan Zenfone 3 Max ini diuji menggunakan aplikasi sehari-hari seperti WhatsApp, Facebook, Facebook Messenger dan Gmail, ia mampu bertahan selama 29 jam dan 50 menit (sampai notifikasi baterai tinggal 15 persen muncul) dengan koneksi internet aktif (4G dan 3G) tanpa menghidupkan WIFI. Mungkin jika WIFI diaktifkan, baterai bisa bertahan lebih lama, atau ketika pengguna memakai skenario hemat baterai di fitur “Power Saving” milik Zenfone 3 Max.
Oh ya, sebagai gambaran, ASUS Zenfone 2 Max ini kami pakai sebagai perangkat utama untuk aktifiktas sehari-hari. Seperti bertelepon, berselancar di web, menulis dan membalas SMS serta email sampai bermain game besutan Pokemon Go dan Ingress. Khusus 2 aplikasi terakhir memang tidak dimainkan terus menerus. Sekitar 5 sampai 10 menit setiap jam. Untuk mengetahui grafik penggunaan ASUS Zenfone 3 Max, silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Pertanyaannya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang baterai 4100 mAh di Zenfone 3 Max ini dari mulai kosong sampai penuh? Sebenarnya, kami tidak pernah menguras habis baterai Zenfone 3 Max sampai kondisi 0%. Tapi saat berada di kisaran 10 sampai 15%, Zenfone 3 Max butuh sekitar 4 sampai 5 jam sampai bisa terisi penuh menggunakan adaptor daya dengan arus 5 ampere.
Bisa untuk Main Game dan Beragam Hiburan
Salah satu hal yang paling diperhatikan pengguna smartphone adalah soal “kekuatan” perangkat saat memroses data. Tak pelak, spesifikasi menjadi hal paling diteliti sekaligus pembanding sebelum membeli.
Zenfone 3 Max mengusung prosesor MediaTek MT6735 sebagai dapur pacu utama. Ini adalah prosesor 64-bit dengan basis arsitektur ARM Cortex A53 (Harvard). Empat inti prosesornya bisa berjalan di kecepatan maksimal 1,3 GHz, dan merupakan prosesor yang dirancang dengan platform 4G LTE terbaik. Jangan heran jika ia sudah mendukung Cat 4 LTE baik FDD dan TDD (WorldMode) serta dukungan CDMA2000 1x/EVDO Rev. A, EDGE, DC-HSPA+ dan TD-SCDMA.
Selain lengkap di lini konektifitas, MedaTek MT6735 hadir memaket chip grafis Mali T720 berkecepatan 600MHz yang mampu menampilkan gambar beresolusi 720P (HD) serta mendukung standar OpenCL 1.2 dan OpenGL ES 3.0.
Lalu, bagaimana kinerja prosesor MediaTek ini? Beberapa laporan media menunjukkan bahwa MediaTek MT6735 memiliki kinerja lebih baik dibanding prosesor Quallcomm Snapdragon 410 yang berada di kelas sama (entry level) (http://www.gizmochina.com/2015/04/20/mediatek-mt6735-specs-leaked-faster-than-qualcomm-snapdragon-410/).
Nah, untuk mengetahui “kekuatan” sesungguhnya dari prosesor MediaTek ini, kami pun melakukan pengujian menggunakan aplikasi GFX Bench OpenGL, GeekBench 3, Nenamark 2, Antutu Benchmark, dan Quadrant Standard. Kelima aplikasi ini dipilih karena dapat mengukur beragam komponen kunci dari smartphone, seperti kinerja prosesor grafis dan prosesor utama.
Saat Zenfone 3 Max diuji menggunakan GFX Bench, Manhattan 3.1 pada tes High Level mencatatkan skor 385.6 frames, sementara di sesi tes Low Level ALU 2 mencatat skor 237.5 frames dan Texturing di angka 652 MTexel per detik. Jika nilai 381.8 ini ditandingkan, maka Zenfone 3 Max dapat skor lebih baik dari HTC One M9 Prime Camera Edition yang menggunakan MediaTek MT6795T Helios X10.
Di GeekBench 3 Zenfone 3 Max membukukan skor 690 untuk kecepatan Single Core pada prosesornya dan 2065 untuk MultiCore. Sementara Antutu Benchmark mencatat skor 39485. Bagaimana dengan Quadrant dan Nenamark 2? Quadrant memberikan skor total 13810 dengan nilai CPU 52068 dan kemampuan grafis 3D di 1888. Sedangkan Nenamark mencatat nilai 54.9fps untuk kinerja grafis 3 dimensi milik Zenfone 3 Max.
Kalau diperhatikan, skor-skor ini memang bukan skor tinggi yang biasa didapat oleh perangkat dengan spesifikasi jeroan kelas atas. Skor 39 ribu pada Antutu menandakan perangkat berada pada kelas menengah, namun bukan kelas bawah. Itu artinya, beragam game umum bisa berjalan lancar di perangkat ini, termasuk untuk melakukan pekerjaan grafis ringan seperti menonton video HD misalnya.
Kompatibel dengan Seluruh Jaringan
Hal penting yang dibutuhkan oleh pengguna smartphone selain spesifikasi prosesor, memori dan grafis adalah jaringan. Kebutuhan akan jaringan saat ini memang harus fleksibel, karena banyak operator jaringan yang menyuguhkan paket internet dengan harga menarik. Pengguna pun tak ingin disekat dengan keterbatasan standar jaringan di smartphone-nya. Kalau bisa, semua jenis jaringan operator harus bisa bekerja dengan baik dismartphonenya. Bisakah demikian?
Kami mencoba 5 operator jaringan seluler yang saat ini aktif di Indonesia, mereka adalah Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Tri, dan Smartfren. Kecuali Smartfren yang berjalan di frekuensi 850 / 2300Mhz (LTE), 4 operator lainnya bekerja di frekuensi 900 / 1800MHz (LTE), dan Zenfone 3 Max bisa melahap semua frekuensi ini dengan baik. Khusus untuk operator Smartfren, jaringan harus dikunci ke LTE agar jaringan bisa dipakai untuk data. Untuk layanan suara Smarfren melalui 4G (VoLTE) belum bisa dilakukan di Zenfone 3 Max sampai kunci terhadap fitur ini dibuka oleh ASUS.
Sebagai informasi, Smartfren sendiri merupakan satu-satunya operator yang sudah mengimplementasikan 2 teknologi jaringan LTE (FDD dan TDD) secara simultan. Itu berarti, teknologi FDD dan TDD yang melekat di prosesor MT6735 milik Zenfone 3 Max benar-benar bisa berfungsi dengan baik.
Teknologi TDD milik operator internet Bolt sebenarnya juga berjalan di frekuensi yang sama dengan Smartfren (TDD 2300Mhz), namun sayangnya ketika kami coba memasukkan kartu Bolt ke Zenfone 3 Max, sinyal Bolt tidak dapat terdeteksi.
Kamera untuk Segala Suasana
PixelMaster menjadi bagian tak terpisahkan dari seluruh jajaran ASUS Zenfone, tak terkecuali di Zenfone 3 Max. Kamera belakang 13 megapiksel dan 5 megapiksel di depan dikombinasikan dengan apik oleh ASUS menggunakan PixelMasternya. Kamera belakang lebih hebat, karena disandingkan dengan lensa Largan yang disusun dari 5 elemen untuk memastikan warna serta ketajaman gambar tetap terjaga.
Saat mengaktifkan kamera belakang, kita akan disuguhkan 11 mode ala PixelMaster, antara lain: Mode Otomatis (Auto), Mode High Dynamic Range (HDR), Mode Beautification, Mode Super Resolution, Mode QR Code, Mode Low Light, Mode Night, Mode Selfie, Mode Panorama, Mode Time Lapse dan Effect untuk mencipta 11 efek warna yang ciamik.
Jika Anda seorang wanita, maka wajib mencoba mode Beautification yang menyediakan 5 efek wajah seperti Blush (perona wajah), penghalus wajah, pencerah wajah, pengubah ukuran mata dan pengubah bentuk wajah.
Buat yang suka dengan fotografi resolusi tinggi harus mencoba mode Super Resolution. Di mode ini, PixelMaster akan menumpuk resolusi kamera belakang (13MP) sebanyak 4 kali untuk menciptakan foto berukuran 52 megapiksel. Fitur menarik lain adalah HDR dan Low Light Mode. Saat mencoba fitur HDR di Zenfone 3 Max, kami berhasil mendapatkan detail obyek di bayangan matahari yang tepat mengarah ke kamera. Berikut ini perbandingan antara foto dengan fitur HDR aktif dan tidak.
Fitur Low Light Mode di Zenfone 3 Max juga tidak kalah gahar. Fitur yang memperkuat tangkapan cahaya dengan algoritma khusus ini berhasil memotret obyek yang kami sembunyikan di tempat minim cahaya. Meskipun hasil tangkapannya tidak sebaik yang bisa dilakukan oleh Zenfone 2.
Bagaimana dengan kamera depan? Jika kamera depan difungsikan, maka PixelMaster hanya akan menyajikan 7 mode. Mode Super Resolution, QR Code, Selfie, dan Panorama tidak tersedia untuk kamera depan. Kualitas kamera depannya lumayan untuk mengambil gambar selfie di dalam maupun luar ruangan. Tapi jangan berharap banyak dengan kemampuan Low Light kamera depan, karena hanya dapat menghasilkan gambar dengan resolusi 1 megapiksel.
Yang menarik dari kamera depannya adalah luas sudut lensa yang cukup lebar. Hal ini sangat berguna bagi pengguna yang sering melakukan foto selfie tanpa menggunakan alat tambahan (tongsis). Sayangnya saat kami coba menggunakan versi kamera ini, Zenfone 3 Max belum menyediakan fitur Selfie Panorama seperti yang tersedia di Zenfone Max seri sebelumnya.
Merekam Momen Indah Lewat Video
Selain foto, fitur yang kerap dipakai pengguna smartphone adalah video. Video menjadi cukup penting karena hanya dengan fitur inilah momen hidup bisa diabadikan. Nah, bicara soal kemampuan video Zenfone 3 Max ada beberapa hal menarik yang kami temukan.
Pertama, lewat kamera belakangnya yang beresolusi 13 megapiksel, pengguna Zenfone 3 Max bisa merekam video berformat Full HD (1920 x 1080) dengan 30 frame per detik. Jika menggunakan kamera depan, resolusi akan diturunkan menjadi 640 x 480 piksel (VGA).
Kedua, saat merekam dengan kamera belakang, pengguna diberi pilihan untuk bisa mengaktifkan image stabilizer untuk mengurangi guncangan terhadap hasil video akhir. Sebagai informasi, fitur image stabilizer ini dilakukan dengan mengompensasi gerak kamera dengan penyesuaian piksel. Jadi jangan heran kalau resolusi maksimal video akan turun menjadi (maksimal) HD saat fitur ini dihidupkan.
Hal terakhir adalah kemampuan pengambilan gambar still (foto) saat kamera sedang merekam video. Hal ini cukup berguna utamanya bagi mereka yang ingin membekukan momen saat sedang merekam tanpa perlu beralih ke mode still camera.
Hasil video dari Zenfone 3 Max cukup baik. Kami tidak menemukan drop frame atau loncatan adegan saat merekam momen dalam waktu lebih dari 3 menit. Kualitas video dalam ruangan memang biasa saja, namun menjadi sangat baik saat berada di luar ruangan. Buat yang suka mengupload video ke Youtube, kualitas kamera Zenfone 3 Max masih pas dipakai untuk membuat vlog darurat.
Layar yang Bisa Diandalkan
Zenfone 3 Max memiliki bentang layar 5.2 inci. JIka masih ingat, layar 5.2 inci ini menempati 75% area depan. Didalamnya tertanam panel berteknologi In-Plane Switching (IPS) untuk menjaga agar reproduksi warna tetap baik saat layar Zenfone 3 Max dilihat dari berbagai sudut. Tidak cukup sampai di situ, layar IPS ini juga dilengkapi dengan LED berkekuatan 400nits. Fungsinya tak lain adalah untuk memastikan layar tetap nyaman dilihat meskipun berada di kondisi cahaya kuat, di bawah paparan sinar matahari terik misalnya.
Harus diakui, layar HD beresolusi 1280 x 720 milik Zenfone 3 Max cukup baik saat diajak memutar film atau melihat gambar dengan warna-warna cerah. Tentu saja resolusi tadi terkadang tidak bisa kita nikmati secara penuh, karena Zenfone Max “memotong” sebagiannya untuk menampilkan tombol navigasi virtual milik Android. Untungnya, di beberapa aplikasi, tombol virtual ini bisa disembunyikan sementara agar resolusi sesungguhnya dapat dicapai.
Oh ya, layar Zenfone 3 Max mampu merespon sentuhan sampai dengan 5 titik secara simultan. Meskipun tanpa fitur Glove yang biasa ada di seri Zenfone lain untuk meningkatkan sensitivitas, layarnya tetap bisa menerima sentuhan ketika kami mencobanya menggunakan sarung tangan atau ketika layar terhalang kain.
Fungsi PowerBank
Salah satu fitur Zenfone Max yang paling disuka penggunanya adalah fungsi power bank. Untuk bisa menyulap Zenfone 3 Max menjadi power bank, kita butuh sambungan USB OTG yang dihubungkan ke smartphone yang akan diisi ulang menggunakan kabel data USB. Untungnya, ASUS juga menyediakan sambungan USB OTG dalam kemasan boks ASUS ZenFone 3 Max.
Dari hasil uji yang dilakukan, Zenfone 3 Max dapat mengisi beragam jenis smartphone dan tablet dengan ukuran sampai 8 inci. Jika kapasitas baterai dari perangkat yang akan diisi ulang tidak lebih besar dari milik Zenfone 3 Max, secara teori paling ideal, seharusnya Zenfone 3 Max masih memiliki sisa tenaga untuk menghidupkan dirinya sendiri.
Pengaman Sidik Jari
Fitur baru yang belum diadopsi oleh Zenfone Max generasi sebelumnya adalah sensor sidik jari (fingerprint). Sebagai informasi, fitur sidik jari ini adalah fitur standar di seluruh jajaran Zenfone 3.
Sensor sidik jari sendiri memiliki fungsi utama untuk mengamankan perangkat dari kemungkinan pencurian data oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sensor sidik jari dapat dipakai untuk membuka kunci pengaman perangkat sekaligus mampu difungsikan sebagai tombol cepat saat menjawab telepon masuk. Jadi, jika bukan si pemilik smartphone, maka telepon sejatinya tidak bisa dijawab oleh orang lain.
Keberadaan sensor sidik jari sebagai pengganti sistem pembuka layar Android memang cukup membantu. Jika menggunakan kata kunci (password), pengunci pola (pattern) atau PIN, umumnya butuh 2 sampai 3 detik agar pengguna bisa membuka layar. Dengan sistem sidik jari, kita bisa membuka Zenfone 3 Max hanya dalam waktu kurang dari 1 detik. Setidaknya hal tersebut yang kami dapat saat mencoba membuka pengaman layar menggunakan sidik jari. Uniknya, Zenfone 3 Max tidak cuma dapat menyimpan 1 pola sidik jari, melainkan 5 sidik jari yang berbeda-beda. Katakanlah ada 4 orang lain yang boleh membuka smartphone ini, maka kelimanya bisa didaftarkan ke dalam sistem Zenfone 3 Max. Atau gunakan hanya sebagai cadangan kalau-kalau salah satu jari tidak dapat dipakai untuk proses otentikasi.
Di Zenfone 3 Max, fungsi pembaca sidik jari ini tidak terbatas untuk pengamanan. Selain pengganti password ia bisa juga dipakai untuk menjalankan aplikasi kamera secara cepat dan mengambil gambar (foto). Berdasarkan pengalaman menggunakan Zenfone 2, saat melakukan selfie, tombol belakang paling nyaman dipakai untuk mengaktifkan shutter kamera. Mungkin, berdasarkan inilah mengapa ASUS kembali memberikan fitur yang sama di Zenfone 3 Max dan seri Zenfone 3 lainnya.
Alunan Merdu Sonic Master
Pengguna setia Zenfone series pasti kenal dengan fitur SonicMaster. Ya, ASUS membuat fitur ini khusus untuk mereka yang butuh alunan merdu di Zenfone miliknya.
Zenfone 3 Max hadir dengan SonicMaster 2.0, versi SonicMaster yang sudah disemputnakan, utamanya di sisi perangkat lunak agar dapat memberikan pengalaman suara yang lebih baik. Di Zenfone 3 Max, bukan cuma SonicMaster sisi software yang disempurnakan, tapi juga hardware dengan menyematkan speaker dengan ruang resonansi yang disempurnakan agar suara terdengar lebih jernih serta teknologi ICEpower agar lebih kuat terdengar.
Pengguna aktif SonicMaster mungkin akan melihat perbedaan signifikan di sisi antarmuka program AudioWizard yang menjadi bagian tak terpisahkan dari SonicMaster 2.0. ASUS kini membuat aplikasi AudioWizard lebih mudah dipakai bahkan oleh pengguna awam sekalipun. Ada 4 moda yanf dapat dipilih sesuai jenis suara yang sedang didengarkan, seperti: Musik, Film, Game dan Vokal. Jika tak ingin repot gonta-ganti mode, pasang saja mode Smart, dan ASUS akan memilihkan mode yang tepat secara otomatis.
Simpel bukan berarti tak fleksibel. Sebab AudioWizard memiliki setelan efek tingkat lanjut (Advanced Effect) buat mereka yang ingin menyesuaikan tingkat kekuatan suara (volume), Bass, Treble dan komponen Equalizer lain.
Bagaimana dengan kinerja speaker Zenfone 3 Max ini? Kami mencoba melakukan pengujian sederhana menggunakan aplikasi Sound Meter buatan ABC apps yang diinstall di Zenfone 2 (ZE551ML). Antara speaker Zenfone 3 Max dan mikropon Zenfone 2 diberi jarak 2,5 meter. Pengujian dilakukan di ruang berkuran 6 x 8 meter yang hanya berisi kursi serta meja rapat. Lagu Sugar dari Maroon 5 akan diputar dalam pengujian ini, dan AudioWIzard disetel ke mode Music.
Saat volume suara Zenfone 3 Max berada di tingkat maksimal, aplikasi Sound Meter menunjukkan angka 56 sampai 60 desibel. Sementara ketika kedua perangkat diletakkan di ujung-ujung ruangan nilai yang ditunjukkan turun ke kisaran 49 sampai 51 desibel. Suara Zenfone 3 Max memang bisa memenuhi seluruh ruangan dengan baik. Hanya saja kekuatan Bass dari speaker agak kurang, bahkan ketika tingkat Bass dinaikkan melalui Audio Wizard.
Sudah Mengadopsi ZenUI 3.0
Android dengan antarmuka standar mungkin dapat dengan mudah membuat penggunanya terasa jenuh. Jangan kuatir, Zenfone 3 Max siap mengenyahkan kejenuhan tadi dengan menghadirkan ZenUI 3.0 yang sekaligus merupakan antarmuka paling anyar dari ASUS.
ZenUI 3.0 membawa banyak perubahan dalam elemen antarmukanya. Mulai dari sistem notifikasi, ketersediaan tema, sampai dukungan fitur yang memudahkan pengguna dalam mengoperasikan perangkat, semua mendapat pembaruan dan penyempurnaan. Salah satu yang paling kentara terlihat adalah Home Screen Zenfone 3 Max yang kini mampu memberikan fokus kepada icon penting yang sedang dilihat pengguna (Depth of Field Blur)
Di sisi tampilan, ASUS memperkaya ZenUI 3.0 dengan menyediakan ratusan tema yang diperbaharui setiap minggunya. Tema-tema ZenUI ini tersedia dalam lisensi gratis maupun berbayar. Serunya, beberapa tema ini dibuat oleh desainer yang merupakan pemakai perangkat ASUS itu sendiri (Zenfans). Kalau dirasa tema-tema ini kurang sesuai selera, kita tetap dapat melakukan personalisasi terhadap setiap komponen dari antarmuka ZenUI, seperti gambar latar, gambar icon, pergerakan animasi, dan sebagainya.
Sepertnya ASUS cukup mengerti bahwa pengguna perangkatnya sebagian besar menyukai fotografi, dan ingin membuat foto-foto tersebut tampil lebih indah, bermakna dan mudah untuk dibagi. Ikutlah mengapa ZenUI 3.0 kini lebih mengintegrasikan aplikasi pengolah gambar serta aplikasi media sosial ke kamera serta galeri milik ZenUI. Untuk berkreasi dengan foto, ASUS menyediakan PhotoCollage yang mampu menyunting serta membagi foto ke media sosial.
Jika suka membuat video singkat dari hasil foto, tersedia ASUS MiniMovie yang sangat mudah dipakai, sementara jika ingin berbagi lewat jejaring sosial khusus foto, ASUS menyediakan ZenCircle yang kini memiliki puluhan ribu pengguna aktif dari Indonesia.
Kendali Smartphone dalam Genggaman
Masih masuk sebagai salah satu fitur ZenUI 3.0, ASUS merancang sebuah aplikasi yang dapat melakukan manajemen serta perawatan sistem dengan lebih mudah. Namanya Mobile Manager.
Jika pernah mendengar aplikasi Clean Master yang sering dipakai untuk optimalisasi dan bersih-bersih sistem, maka seperti itulah Mobile Manager bekerja. Bedanya, aplikasi ini dirancang dan dibuat oleh ASUS langsung sehingga keamanannya tetap terjaga. Pengguna juga tidak dibebankan dengan iklan atau lisensi yang kerap ada di aplikasi pihak ketiga. Semua bisa dipakai secara gratis.
Mobile Manager dapat membantu pengguna mengoptimalkan baterai dengan fitur Power Saver yang dimilikinya. Aplikasi yang berjalan di belakang serta diduga dapat menghabiskan baterai akan disarankan untuk ditutup. Lewat fitur ini, pengguna juga dapat memilih mode baterai sesuai kebutuhan.
Fitur lain yang tak kalah menarik adalah Boost. Ia mampu menjadikan perangkat yang terasa melambat kembali lebih segar dengan mematikan aplikasi-aplikasi yang sedang berjalan hanya dengan satu tap. Jika ingin lebih ekstrim, ada fitur Super Boost yang dapat melindungi memori utama dari konsumsi aplikasi yang berjalan otomatis. Selain mempercepat perangkat, fitur boost ini juga diklaim mampu memperpanjang usia baterai.
Bagaimana dengan bersih-bersih file yang tidak terpakai? Mobile Manager punya fitur Cleanup. Dengan fitur ini aplikasi akan mencari aplikasi yang jarang dipakai dan menyarankan untuk melakukan uninstall. Aplikasi akan diurutkan berdasarkan waktu terakhir kali dan frekuensi akses oleh pengguna. Makin jarang diakses, makin direkomendasikan untuk di-uninstall.
Tersedia pula fitur Privacy & Security yang bisa menyelamatkan data pengguna dari tangan tak bertanggung jawab. Lewat fitur ini, Mobile Manager akan membersihkan beragam jejak (trace) yang ditinggalkan aplikasi. Ia juga akan memberikan saran untuk melindungi aplikasi dari “intipan” pihak ketiga dan memberi informasi aplikasi apa yang berpotensi mengintip.
Berikut ini spesifikasi teknis ASUS ZenFone 3 Max:
Model
|
ASUS ZenFone 3 Max ZC520TL
|
CPU
|
ARM Cortex-A53 64-bit quad-core processor (1.44GHz)
|
GPU
|
Mali T720 600MHz
|
RAM
|
3GB / 2GB RAM
|
Storage
|
32GB / 16GB + 5GB ASUS Webstorage + Google Drive 100GB free (2 years)
|
Micro SD
|
Yes (up to 256GB)
|
Connectivity
|
802.11b/g/n, Bluetooth V 4.0 +EDR, Wi-Fi direct
|
Network
|
2G Band 850/900/1800/1900, 3G Band 1/5/8, 4G Band 1/3/5/8, TDD Band 40
DC-HSPA+: UL 42 / DL 5.76 Mbps, LTE Cat4:UL 150 / DL 50 Mbps
|
SIM Card
|
Micro SIM slot + Nano / MicroSD slot
|
Navigation
|
GPS, AGPS, GLONASS, BDS
|
Display
|
5.2” HD (1280 x 720) IPS display, 75% screen-to-body ratio, 400nits
|
Video
|
Full HD Video recording 1080p @30 FPS, Take still photo while recording
|
Battery
|
Lithium-Polimer 4.130 mAh
|
Main Camera
|
13MP Camera, 5P Largan lens, Fix Focus, Auto Focus, LED flash
|
Front Camera
|
5MP
|
Sensor
|
Accelerator, E-Compass, Proximity, Ambient Light, Fingerprint
|
OS
|
Android™ 6.0 with brand-new ASUS ZenUI 3.0
|
Dimension
|
149,5 x 73,7 x 8,55mm
|
Weight
|
148g
|
Warna
|
Sand Gold, Titanium Gray and Glacier Silver
|
Kesimpulan
Berdasarkan hasil coba-coba dan pengujian menggunakan aplikasi, dapat disimpulkan bahwa Zenfone 3 Max cocok untuk mereka yang membutuhkan smartphone yang bisa dipakai untuk kerja dan hiburan. Kategori hiburan yang mampu ditangani oleh Zenfone 3 Max juga sangat luas karena ia dengan mudah bisa menjalankan hampir semua jenis file multimedia tanpa kendala.
Bermain game di perangkat ini juga masih sangat dimungkinkan, selama game tersebut berada di “kelas menengah” dalam artian ia tidak butuh sumberdaya grafis, memori dan prosesor yang tinggi. Game seperti Pokemon Go, Angrybird 2, atau Plant VS Zombie masih dapat dimainkan dengan nyaman di Zenfone 3 Max. Kekuatan baterai adalah salah satu kelebihan Zenfone 3 Max yang dibutuhkan para pekerja mobile yang sering berada di luar ruangan. Jika dipakai terus menerus, Zenfone 3 Max sepertinya bisa dipakai seharian tanpa harus diisi ulang. Bahkan, jika dibutuhkan, ia bisa menolong ponsel lain untuk mengisi ulang baterai.
by gameqq